BUNDA..tahukah emosi yang dialami anak anda, mampukan bunda mengatasinya? banyak sekali bunda yang menyatakan bingung harus bertindak seperti apa ketika anaknya emosi besar. Seringkali emosi anak yang seperti ini dibahasakan sebagai kemarahan anak, hanya saja emosi memiliki banyak maksud dan pengertian. mari kita cari tahu tentang emosi anak, maksud, jenis emosi, ciri-ciri emosi, pengelompokan emosi, pengaruhnya terhadap perilaku dan perubahan fisik, fungsi emosi dan pengaruh emosi terhadap belajar.
Semoga ulasan ini bermanfaat untuk bunda dan mengenal lebih jauh emosi buah hati bunda..
Semoga ulasan ini bermanfaat untuk bunda dan mengenal lebih jauh emosi buah hati bunda..
1 1. Pengertian
William James (Yufiarti
dan Gumgum Gumelar, 2012) mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang
menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Goleman
(1991) mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Keadaan emosional adalah suatu
rangkai kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta
dibarengi dengan perasaan yang kuat.
Kecerdasan
emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan
untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesangguapan
untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati, dan mejaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berfikir, untuk menyelesaikan konflik, serta: untuk memimpin diri dan
lingkungan sekitarnya. Keterampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak.
Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang memiliki kendali diri, menderita
kekurangmampuan pengendalian moral (Goleman, 1997).
Cooper,
1999 (dalam Yufiarti dan Gumgum Gumelar, 2012) bahwa kecerdasan emosi
memungkinkan individu untuk dapat merasakan dan memahami dengan benar,
selanjutnya mampu menggunakan daya dan kepekaan emosinya sebagai energi informasi
dan pengaruh yang manusiawi. Sebaliknya bila individu tidak memiliki kematangan
emosi maka akan sulit mengelola emosinya secara baik dalam bekerja. Disamping
itu individu akan menjadi pekerja yang tidak mampu beradaptasi terhadap
perubahan, tidak mampu bersikap terbuka dalam menerima perbedaan pendapat,
kurang gigih dan sulit berkembang (Admin, 2008).
Perasaan
dan emosi umumnya disifatkan sebagai keadaan yang ada pada individu pada suatu
waktu (caplin, 1972) emosi dapat dikontrol. Ada 3 jenis display rules yaitu:
masking, modulation, dan simulation (Ekman dan Friesen).
1a.
Masking:
keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat menutupi emosi yang
dialaminya.
2b.
Modulation:
keadaan seseorang yang tidak dapat meredam secara tuntas gejala kejasmaniannya,
contoh dia menangis tapi tidak terlalu kuat.
3c.
Simulation:
orang tidak mengalami emosi tetapi seolah-olah mengalami emosi.
Emosi
hakikatnya adalah salah satu bentuk dari komunikasi seseorang. Kala seseorang
emosi, artinya dia sedang berupaya menyampaikan pesan kepada orang lain. Bentuk
penyampaiananya berbeda-beda, tergantung pada lingkungan dan kondisi sosail
budaya yang membentuknya. Komunikasi pada emosi memiliki ciri-ciri tertentu:
1a.
Sikap terjadi bukan dibawa sejak
dilahirkan.
2b.
Sikap berubah-ubah dan dapat dipelajari.
3c.
Sikap tidak berdiri sendiri, karena
mengandung relasi terhadap suatu objek.
4d.
Sikap merupakan segi-segi motivasi dan
perasaan. Sifat berdasarkan pengetahuan seseorang (Newcomb, Turner, dan
Converse, 1981: 151).
Berkaitan
dengan hubungan antara emosi dan motivasi, ada teori yang disebut Teori
Aurosal. (Berelyne, 1971 dalam Walgito, 2003:216) yang menyebutkan organisme
mencari aurosal atau tension (ketegangan) pada optimal level. Jika terlalu
rendah, motivasi minimum dan performance tidak optimal. Jika aurosal terlalu
tinggi , konsentrasi menurun, performance terganggu.
Menurut
Crow & Crow (1958) pengertian emosi adalah pengalaman afektif yang disertai
penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan mental yang
berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi
merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif
baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat luas.
Warna
afektif dapat diartikan sebagai perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada
saat mengahdapi (menghayati) suatu situasi tertentu, contohnya gembira,
bahagia, putus asa, terkejut, benci, tidak senang, dan sebagainya (Yusuf
Syamsu, 2006). Kadang seseorang masih dapat mengontrol keadaan dirinya sehingga
emosi yang dialami tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda
fisiknya.
2 2. Ciri-ciri Emosi
Emosi sebagai suatu
peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai bertikut:
a.
Lebih bersifat subyektif daripada
peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berfikir.
b.
Bersifat fluktuatif (tidak tetap).
c.
Banyak bersangkut paut dengan peristiwa
pengenalan panca indera.
3 3. Pengelompokan Emosi
Emosi
dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi
kejiawaan (psikis).
a.
Emosi sensoris, yaitu emosi yang
ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin,
manis, sakit, lelah, kenyang, dan lapar.
b.
Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai
alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi jenis ini diantaranya:
1. Perasaan
intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan lingkup kebenaran.
Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk:
a) Rasa
yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah.
b) Rsa
gembira karena mendapat suatu kebenaran
c) Rasa
puas karena dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ilmiah yang harus
dipecahkan
2. Perasaan
sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengna oranh lain, baik
bersifat perorangan atau kelompok. Wujud perasaan ini seperti:
a) Rasa
solidaritas
b) Persaudaraan
(ukhuwah)
c) Simpati
d) Kasih
sayang dan sebagainya.
3. Perasan
susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau
etika (moral). Contohnya:
a) Rasa
tanggung jawab (responsibility)
b) Rasa
bersalah apabila melanggar norma
c) Rasa
tentram dalam menaati norma
4. Perasaan
keindahan (estetis), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari
sesuatu, baik bersifat keadaan ataupun kerohanian.
5. Perasaan
keutuhan, yaitu merupakan kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugrahi
fitrah (kemampuan dan perasaan) untuk emngenal; Tuhannya. Dengan kata lain,
manusia dianugrahi insting religius (naluri bagaimana). Karena fitrah ini, maka
manusia dijuluki sebagai “Homo Divinans) dan “homo Religius” atau makhluk yang
berke-Tuhan-an atau mahkluk beragama.
4 4. Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku
dan perubahan Fisik Individu
Ada
beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya:
a. Memperkuat
semangat, apabila orang merasa senang atau pusa atas hasil yang telah dicapai
b. Melemahkan
semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai keadaan
puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi).
c. Menghambat
atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi
dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nerveous) dan gagap dalam berbicara.
d. Tergagu
penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
e. Suasana
emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi
sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang
lain.
5. Fungsi Emosi
5. Fungsi Emosi
a. Survival,
untuk mempertahankan hidup, seperti hewan.
b. Energizer,
pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam kehidupan.
c. Messenger,
pembawa pesan.
6.
Jenis
pengelompokkan Emosi
Secara
garis besar emosi manusia dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a. Emosi
posotif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan
positif pada orang yang mengalaminya, siantaranya adalah cinta, kasiha sayang,
gembira, kagum dan sebaginya.
b. Emosi
negatif (emosi tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan
negatif pada orang yang mengalaminya diantaranya adalah sedih, marah, benci,
takut dan sebaginya.
7. Pengaruh emosi pada belajar
Meier dalam Khodijah,
2006 (dalam Yufiarti dan Gumgum Gumelar, 2012) menyatakan emosi berpenngaruh
besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Emosi yang positif dapat mempercepat
proses belajar dan mencapai belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang
negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan
emosi positif pda diri pebelajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri
siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dengan penciptaan
kegembiaraan belajar. Menurut Meier lagi, kegembiraan belajar seringkali
merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi.
Kegembiaraan berarti bangkitnya pemahaman dan nilai yang membahagiakan pada diri si pebelajar. Selain itu, dapat
juga dilakukan pengembangan kecerdasan pada siswa. Kecerdasan emosi merupakan
kemampuan seseoranng dlam mengelola emsoinya secara sehat terutama dalam
berhubungan dengan orang lain.
1.
Pengertian Anak Kekurangan Afeksi
Afeksi
dapat meliputi perasaan kasih sayang, rasa kehangatan, dan persahabatan yang
ditujukan pada orang lain. Setiap orang mempunyai kebutuuhan untuk memberi dan
menerima afeksi. Anak yang memiliki masalah kekurangan afeksi berarti anak
tersebut dapat dikatakan kekurangan kasih sayang, perhatian dari orang lain. Dari
berbagai penelitian ditemukan bahwa kekurangan afeksi pada masa bayi dan anak
dapat membahayakan perkembangan. Gangguan yang ditimbulkan akibat dari
kurangnya afeksi ,adalah sebagi berikut :
J Perkembangan
fisik yang terhambat
J Gagap/
mengalami gangguan bicara
J Sulit
konsentrasi dan mudah teralih perhatiannya
J Sulit
mempelajari bagaimana membina hubungan dengan orang lain
J Mereka
sering kali tampak agresif dan nakal
J Kurangnya
minat terhadap orang lain
J Pada
taraf berat dapat mengakibatkan gangguan jiwa
2.
Penyebab Anak Kekurangan afeksi
Dipengaruhi
dua faktor yaitu :
1. Faktor
Intern
J Genetika
/ keturunan
J Pengaruh
dari keadaan individu sendiri
2. Faktor
Ekstern
J Gizi
yang dikonsumsi
J Kurangnya
pemberian rangsangan-rangsangan sosial dan emosional
J Keluarga
yang kuarng kasar, yang sering menggunakan cara-cara kasar dalam menyelesaikan
masalah dalam keluarga
J Anak
kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua
J Anak
sering kali mendapat gertakan/ ketidakramahan dari oarang lain
3.
Gejala- gejala anak kekurangan afeksi
J Anak
suka mencari perhatian dari orang lain
J Secara
fisik anak mengalami kesulitan dalam berbicara
J Memiliki
rasa minder/ takut
J Anak
nakal
4.
Pengaruh terhadap Perkembangan anak
J Kurangnya
afeksi dapat mengganggu penyesuaian diri dan perkembangan sosial anak, misalnya
: anak sulit bersosialisasi dengan orang lain.
J Kurangnya
afeksi juga dapat berdampak pada perkembangan anak, perkembangan fisik,
motorik, dan mental
5.
Stimulasi yang dapat dilakukan untuk
Anak usia dini
J Melatih
emosional anak dengan memperkenalkan anak dengan binatang kesayangannya, dengan
begitu anak akan belajar untuk mengasihi, menyanyangi binatang tersebut.
J Kegiatan
dengan bermain peran
J Permainan
Hand puppet
J Bercerita
J Bernyanyi
dan bermain musik
J Pembelajaran
dengan metode berkelompok
PAFTAR PSUTAKA
Yufiarti
dan Gumgum Gumelar. 2012. Sejarah dan
Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Yayasan Pusat Pengembangan Kemampuan
Manusia.
nice....
BalasHapusterimakasih..
Hapus